Popular Post

Karya 2 dan 3 Dimensi

By : Alyanis Mufid SWM
Alyanis Mufid SWM



SENI BUDAYA
Mengapresiasi Karya 2 Dimensi dan Karya 3 Dimensi
 













Kelompok 4        :
Alyanis Mufid SWM  (XI Aksel 1 / 02)
Andreas Fandy D.N.    (XI Aksel 1 / 03)
Aprilia Ayu Savira      (XI Aksel 1 / 04)
Erika Sekti P                (XI Aksel 1 / 06)
Sinta Dewi R                (XI Aksel 1 / 19)

SMA N 3 SURAKARTA
2015 / 2016
Karya 2 Dimensi
1.   Kajian Aspek Visual
a.     Garis
· Pada obyek utama di bagian muka menggunakan garis lengkung. Seperti yang terlihat pada alis, mata, rambut, mulut, dan hidung. Di sana tampak sangat jelas bagian lengkungnya. Hal ini berbeda pada bagian giginya yang menggunakan garis lurus yang memberikan kesan kuat. Sedangkan di bagian badan juga menggunakan garis lengkung, yang tampak menonjol pada bagian jasnya.
· Pada bagian objek pendungkung
Gambar gedung menggunakan garis lurus, terlihat dari sudut / siku – siku yang terbentuk. Hal itu membuktikan adanya garis lurus pada objek tersebut.
Gambar uang menggunakan garis lurus pada bagian tepi dan garis lengkung pada bagian tengahnya. Sedangkan kantong wadah uang menggunakan garis lengkung.
Gambar tanah yang terlihat menggunakan garis lengkung yang menandakan bahwa bahwa hidup itu tak selalu menentu.
Pada bagian papan hell menggunakan garis lurus dan membentuk ruang.
· Background
Pada objek background terdapat :
Gambar matahari yang menggunakan garis lengkung termasuk pada bagian mata. Sinar matahari yang dipancarkan menggunakan garis lurus yang terkesan tegas dan menakutkan.
Gambar awan menggunakan garis lengkung yang menggambarkan kesejukan dan kenyamanan.
b.     Raut (langsung bidang, dijelaskan setiap objek)
· Bidang pada gambar tersebut adalah uang, gagang papan hell.

· Bangun pada gambar tersebut adalah objek manusia, gedung, awan, papan hell, tanah, dan matahari.
c.      Tekstur
· Objek Utama: tekstur yang terlihat pada objek pertama
d.     Warna (dijelaskan perobjeknya berhubungan dg gelap terang tp menitik beratkan warna)
·Pada gambar tersebut menggunakan warna polikromatik yang terdapat pada objek matahari, awan, gedung, tanah, pakaian yang dikenakan, rambut, papan hell.
1)   Pada gambar matahari warna gelap dari bagian tengah dan semakin ke tepi semakin cerah. Tampak pada gambar tersebut bagian tengah matahari menggunakan warna oranye kemerah – merahan, kemudian oranye, dan yang paling tepi menggunakan warna kuning. Dengan background warna hitam yang semakin mempertajam kesan warna dan makna.
2)   Pada gambar awan warna yang digunakan semakin ke tepi semakin gelap. Secara rincian warna di bagian tengah yaitu biru muda agak kputih – putihan, kemudian diikuti warna biru muda, selanjutnya warna biru tua, dan yang paling tepi menggunakan warna biru tua agak ke hitam – hitaman sampai hitam.
3)   Pada gambar gedung ada dua variant yaitu bagian atap gedung dan bagian dinding gedung. Dimana pada bagian atap gedung dari kiri ke kanan warna yang digunakan semakin terang. Mulai dari hitam, coklat kehitaman, coklat tua, sampai coklat muda. Sedangkan pada dinding gedung warna yang digunakan menggunakan aspek tajam dan lembut. Dimana ada bagian tertentu yang menggunakan warna tajam dan ada sebagian yang menggunakan warna lebih muda.
4)   Pada gambar tanah, pelukis menggunakan perpaduan warna dari atas ke bawah semakin terang. Pelukis menggunakan warna hitam di bagian atas, kemudian hitam agak coklat, coklat agak hitam, coklat tua, coklat muda, dan bagian paling bawah adalah warna kuning.
5)   Pada objek utama, terdapat 2 bagian yang mendasar :
a.       Bagian pakaian terutama pada jasnya, pelukis menggunakan warna dari bagian tepi ke tengah semakin terang. Di bagian tepi pelukis menggunakan warna hitam, lalu agak ke dalam warnanya semakin muda yakni biru tua, semakin ke tengah warnanya biru muda gak putih. Dan bagian kemejanya menggunakan warna putih polos.
b.      Pada gambar rambut warnanya semakin ke bawah semakin terang. Mulai dari hitam sampai abu – abu putih.
6)   Pada gambar papan hell warnanya dari tepi menuju tengah semakin cerah. Di bagian tepi menggunakan warna hitam, diikuti warna coklat tua, dan di bagian tengah menggunakan warna coklat muda.
·Warna monokromatik pada gambar tersebut terdapat pada objek uang, tempat uang, kemeja, wajah, mulut, dan gagang papan hell.
e.      Gelap terang (maknanya, bagian mananya)
Pada gambar tersebut unsur gelap terang terdapat pada objek jas yang dikenakan, tanah, gedung, awan, tanah, cahaya matahari.

2. Kajian Aspek Keterampilan
1)   Mencari ide / gagasan
2)   Menyiapkan bahan dan alat  : kertas gambar, pensil, penghapus, penggaris, spidol hitam, pastel, pensil warna, pengkerok.
3)   Membuat sketsa menggunakan pensil dan penghapus dengan garis tipis agar mudah menghapus saat terjadi kesalahan.
4)   Memberi warna pada gambar dengan menggunakan pensil warna atau pastel.
5)   Tahap terakhir menenbalkan garis – garis yang telah digambar saat membuat sketsa tadi.
6)   Memberi identitas di bagian belakang

3. Kajian Aspek Konseptual
Jadi si perupa gambar “wajah yang berbeda”, ia melihat keadaan pemerintah Indonesia banyak yang tidak jujur apalagi di zaman sekarang ini. Pemerintah indonesia banyak yang korupsi sehingga membuat masyarakat menjadi menderita. Kekeringan yang digambarkan pada gambar tersebut berarti suasana dineraka yang tandus,panas dan gersang akibat dari perbuatan para pejabat yang korupsi.padahal di masa hidupnya para pejabat hidup dengan mewah yang digambarkan pada uang.

4. Kajian Aspek Kreativitas
Karya ini sudah memiliki tingkat kreativitas yang cukup baik. Jika dinyatakan dalam prosentase sekitar 70%. Dalam karya ini disajikan muka dua, yang memiliki makna yang dalam. Tidak hanya sekedar muka dua saja. Tetapi muka dua berarti bahwa si pejabat yang digambarkan itu mempunyai watak ganda atau lebih dari satu. Yakni ia mempunyai watak baik jika didepan mata dunia, dan padahal ia berbuat jahat di belakang semua orang. Seperti melakukan korupsi yang sudah ada tertera pada gambar tersebut. Penggambaran yang simple dengan makna yang mendalam merupakan hal terbaik dalam karya ini.

5. Kesimpulan
Secara garis besar karya ini sudah bagus. Karena karya ini sudah mampu atau sudah dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada publik. Jadi publik juga dapat mengapresiasi karya “wajah yang berbeda” ini sesuai dengan harapan si perupa. Dan dilihat dari segi kreatif, konseptual, visual gambar atau lukisan ini sudah mencapai nilai yang bagus.
























Karya 3 Dimensi

1.    Kajian Aspek Visual
a)     Garis
· Garis lurus dan tebal yang terdapat pada dasar kipas gelombang bermakna kuat dan kokoh
· Garis melengkung yang terdapat pada kipas gelombang memberi kesan lembut.
b)    Raut
Bangun yang ada pada karya tersebut adalah dasar karya dan kipas gelombang.
c)     Ruang
Tidak ada ruang karena tidak ada intensitas warna
d)    Tekstur
Tekstur pada karya tersebut kasar karena terbuat dari stik es krim
e)     Warna
Warna monokromatik karena hanya terdapat satu warna saja.
f)      Gelap terang
Tidak ada gelap terang pada karya tersebut.

2.  Kajian Aspek Keterampilan
1.    Mencari ide gagasan
2.    Menyiapkan alat dan bahan seperti ; cater, stik es krim, lem alteko.
3.    Membuat karya ada 2 tahap membuat kipas gelombang dan membuat dasar, dijadikan satu.

3.  Kajian Aspek Konseptual
Karya tersebut dibuat karena pembuat memiliki ide tentang pantai yang indah di Indonesia sehingga pembuat membuat kipas gelombang untuk menuangkan pikirannya, karena gelimbang menggambarkan suasana pantai yang indah untuk berselancar.

4.  Kajian Aspek Kreativitas
Karya Kipas Gelombang Sudah bagus dengan tingkat ketelitian yang tinggi, karya kipas gelombang tersebut memiliki keterampilan 80%, hanya saja karya kipass gelombang tersebut tidak diberi warna sehingga mengurangi nilai estetika dan makna dari karya tersebut.

5.  Kesimpulan
Karya tersebut sudah cukup bagus. Gelombang yang dibuat sudah seperti aslinya. Pembuat memikirkan konsep yang bagus dalam membuat karya tersebut. Sekali lagi kekurangan karya tersebut hanya terletak pada pewarnaannya yang terkesan monoton, sehingga mengurangi nilai estetika dan maknanya.
 

LOMPAT JANGKIT

By : Alyanis Mufid SWM
Alyanis Mufid SWM



LOMPAT JANGKIT


Disusun Guna Memenuhi Tugas Penjas
Program Akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta
Tahun ajaran 2015/2016
Oleh :


Alyanis Mufid SWM                                      XII AKS 1/02
Felizia Alika Yusman                                      XII AKS 1/09
Lina Nur Rahmaningrum                                XII AKS 1/14
Ni Luh Ayu Sukma A                                     XII AKS 1/16
Yeremia Suryo Pratama                                  XII AKS 1/20






A. Sejarah Lompat Jangkit
Istilah “Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau “Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor. Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.
Pada tahun 1960 perkumpulan Atletik yang pertama di selenggarakan di Amerika tepatnya di Sanfransisco dengan nama Olimpiade Club. Kejuaraan atletik di Amerika di selenggaraka pada tahun 1960 oleh: New York Atletik Club. Setelah itu sering kali diadakan perlombaan di amerika serikat dengan Negara-negara eropa. Pada tahun 1880 di Inggris berdiri istilah Amateur Atletik Board. Tahun 1887 di New Salan berdiri New Zealand Atletik Amateur Assosation. Tahun 1899 di Belgia berdiri Lique royale belge’d Atletisme, dan di Canada berdiri Canadian Track and Field Asosiation.tahun 1895 Africa Selatan berdiri South Africant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri SouthAfricant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri Swenska Fri Idrotta Forbunder. Perlombaan-perlombaan kejuaraan atletik telah saring di selenggarakan. Demikian perlombaan atas Negara belum ada peraturan perlombaan menentukan pemenang.
Baru pada tanggal 17 Juli yaitu setelah selesainya perlombaan atletik pada olympiade modern V di Stockholm. Tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti olypiade dari Amerika Serikat ,Australia ,Inggris ,Inggris, Jerman ,Swedia ,Yunani berdiskusi untuk membentuk suatu badan internasional yang kan membuat peraturan perlombaan atletik yang lengkap. Badan tersebut didirikan dengan nama Internasional Amateur Atletik Federation (IAAF) terpilih sebagai ketua adalah Kristina Helestrom kedua-duanya dari Swedia. Peraturan-peraturan tehnis untuk perlombaan Internasional yang pertama di sahkan pada congress yang ke tahun 1914 di Lyon Ferancis. Sejak terbentuknya IAAF ini ppenyelenggaraan perlombaan atletik makin baik terutama dalam segi pengorganisasian.
B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)
Lompat jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop, step dan jump) adalah sebuah olahraga trek andfield (melibatkan jalur di lapangan), mirip dengan lompat jauh, tetapi melibatkan rutinitas “ jingkat (hop), langkah (step) dan melompat (jump)”, dimana pesaing berjalan menyusuri jalur dan melakukan satu jingkatan (hop), satu langkah (step) dan kemudian melompat (jump) ke dalam kotak pasir. Di dalam lompat jungkit sebenarnya terjadi tiga kali tolakan, tiga kali melayang di udara, dan tiga kali pendaratan. Jarak lompatan di ukur dari kumulatif ketiga gerakan lompat jangkit tersebut (hot-step-jump).
         Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump. Menurut ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
         Lompat jangkit dibagi dalam beberapa tahap gerakan: ancan-ancang, ”jingkat”, ”langkah”, ”lompat’ dan mendarat. Jarak yang ditempuh atlet dalam lompat jangkit dapat diuraikan menjadi rangkaian gerak yang sama seperti pada lompat jauh. Dalam lompat jangkit, take off dan landing untuk tiap dua fase pertama (hop dan step) harus diatur untuk memudahkan fase berikutnya. Misalnya, seorang pelompat jangkit yang memperoleh jarak maksimum (take off+flight+landing) dari fase hop-nya tidak akan mencapai usaha terbaiknya, karena jarak yang diperoleh untuk dua fase berikutnya akan berkurang. Dengan kata lain, jarak yang diperoleh dengan usaha maksimum pada fase hop akan hilang pada fase step dan jump.
         Distribusi usaha yang optimum dari ketiga fase telah menjadi pokok persoalan yang penting. Pokok persoalannya terfokus pada seberapa besar jarak hop (diukur dari papan sampai ujung kaki), jarak step (dari ujung kaki ke ujung kaki), dan jarak jump (dari ujung kaki sampai tanda terdekat pada pasir) dianggap sebagai persentase jarak lompatan yang harus dibandingkan. Teknik lompat jangkit dimana jarak fase hop paling sedikit 2% lebih besar dari pada jarak fase berikutnya yang terpanjang disebut hop-dominated, jarak fase jump paling sedikit 2% lebih besar dari pada fase terpanjang berikutnya disebut jump-dominated, dan bila tidak ada satu fasepun yang lebih panjang 2% daripada jarak terpanjang berikutnya disebut balanced.
         Jarak dan rasio ketiga fase yang dicatat untuk para pelompat dunia memperlihatkan bahwa terdapat perubahan besar dalam teknik yang digunakan selama 80 tahun. Data juga menunjukkan bahwa kontribusi step terhadap prestasi lompatan meningkat dengan rasio antara 28-30% (Hay, 1993). Lompat jangkit memerlukan speed, power, rhytm, balance, fleksibility, dan body awareness. Lompat jangkit disebut sebagai power ballet. Kaki take off harus merupakan bagian dari tungkai yang terkuat, karena digunakan untuk fase hop dan step. Pelompat harus berkonsentrasi pada setiap fase lompatan. Posisi kaki mengenai tanah harus dalam posisi datar atau full-footed pada fase hop dan step, dengan lutut pada tungkai landing sedikit ditekuk untuk persiapan take off.
Lari awalan untuk lompat jangkit sama dengan lari awalan untuk lompat jauh. Tujuannya adalah untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar yang dapat dikontrol selama fase jump. Kurangnya kemampuan teknik dan kekuatan otot tungkai akan menurunkan jarak dan jumlah kecepatan yang harus digunakan untuk lompatan. Perbedaan yang utamaanya adalah transisi menuju jump. Penurunan titik berat badan dalam persiapan lompatan lebih sedikit dalam lompat jauh. Pelompat lari menginjakkan kakinya di papan dalam usahanya untuk mempertahankan kecepatan horisontal dan meminimalkan komponen vertikal pada fase hop. Ketinggian hop yang berlebihan akan mengganggu lompatan karena waktu absorpsi yang meningkat selama landing menurunkan kecepatan horisontal.
C.  Teknik Dasar Lompat Jangkit
1) Fase Hop
Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
a.       Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
b.      Setelah menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga penuh sehinga kaki hampir sejajar dengan tanah.
c.       tahap akhir gerakan dengan sikap melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
d.      Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah, tumit berada di depan titik pusat berat badan. saat melayang punggung diusahakan tegak tidak condong.   
         Tungkai take off harus lurus penuh (fully extended) untuk menyelesaikan dorongan pada tanah dan paha tungkai pendorong harus paralel dengan tanah pada saat take off, dengan sudut lutut mendekati 45 derajat dan kaki rileks. Kaki dari tungkai take off harus ditarik mendekatipantat. Tungkai pendorong akan memutarnya dari depan titik beratnya sampai ke belakangnya, sedangkan tungkai take off menarik ke depan. Ketika paha tungkai take off mencapai posisi paralel, bagian bawah dari tungkai lurus melewati lutut dengan posisi kaki dorsi fleksi. Setelah tungkai diluruskan, pelompat melakukan dorongan kuat ke bawah, sebagai persiapan untuk melakukan active landing. Fleksibilitas sangat penting, semakin besar sudut ekstensi selama flight, maka waktu  melayang semakin besar dan semakin besar hop-nya.
2)  Fase Step
Gerakan tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang sama, gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga gerak mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah jump.
         Fase kedua dalam lompat jangkit dimulai ketika kaki take off menyentuh tanah. Tungkai take off harus dalam keadaan lurus dengan paha tungkai pendorong tepat berada di bawah garis paralel dengan tanah. Ketika pelompat lepas dari tanah, tungkai take off tetap lurus di belakang titik beratnya dengan betis tetap hampir paralel dengan tanah selama mid-flight. Pada waktu yang bersamaan, tungkai yang berlawanan mendorong sampai setinggi panggul dimana tetap dipertahankan sampai mid-flight selama fase step. Sudut lutut tidak lebih dari 900. Ketika pelompat mulai turun, tungkai pendorong lurus dengan ankle fleksi (memperpanjang tuas) dan snap ke bawah untuk melakukan transisi dengan cepat ke fase tiga. Selama fase step, pelompat konsentrasi pada langkah step sejauh mungkin. Hal ini biasanya merupakan fase terlemah dan memerlukan pelatihan yang khusus.
3) Fase Jump
Fase ketiga dan terakhir dalam lompat jangkit, yaitu lompatan panjang yang diawali dengan lompatan dan bukan lari. Tungkai take off (tungkai pendorong pada fase sebelumnya) diluruskan dengan kuat selama kontak dengan tanah. Dengan paha tungkai dari tungkai bebas berada pada ketinggian pinggang. Lengan mendorong ke depan dan atas, dan melakukan blok selama beberapa saat ketika tangan berada pada ketinggian muka. Togok harus dipertahankan tegak dan dagu ke atas dengan mata diarahkan ke pit. Ketika berada di udara, tungkai bergerak ke posisi menggantung dengan kedua paha berada di bawah togok, lutut bengkok mendekati 90 derajat. Kedua lengan diluruskan ke atas untuk memperlambat rotasi dengan kedua tangan mengarah ke langit. Posisi ini dipertahankan sampai mid-flight. Kedua lengan kemudian mendorong ke depan, bawah, belakang pada saat tungkai diayun serentak ke depan dan paha diangkat sejajar dengan tanah. Lutut tetap bengkok untuk memperoleh keuntungan tuas yang lebih pendek. Ketika paha berada pada posisi paralel, tungkai diluruskan cepat dan ankle fleksi dan posisi jari kaki menghadap ke atas. Pelompat mempertahankan posisi ini sampai tumitnya menyentuh pasir. Ketika lutut benar-benar berada dalam posisi akan menyentuh pasir, maka panggul naik.
4)  Aksi Lengan pada Fase Hop, Step, dan Jump
Penggunaan single arm action (speed-oriented) atau double arm action (power-oriented) pada saat take off tergantung pada pilihan pelompat. Untuk pelompat pemula, take off single arm lebih mudah dilakukan karena gerakannya sama dengan gerak lari. Metode double arm menghasilkan power ketika take off, tetapi pelompat pemula sering menurunkan kecepatan saat mendekati persiapan, dengan demikian menurunkan efek power tambahan. Dalam teknik single arm, lengan sedikit menyilang di depan badan ketika step akhir. Ketika take off step dimulai, kedua lengan diam di samping badan dan tidak dan tidak diayun. Kedua lengan pada saat diturunkan akan mendekati pangggul bertemu dengan lengan yang dibelakang dan kedua lengan bergerak selama lompatan. Ketika kaki take off kontak dengan tanah, kedua lengan mendorong ke depan dan atas tubuh. Sudut kedua lengan di sikut lebih besar dari 900 untuk menciptakan impuls ke depan yang lebih besar.
         Tak ada keperluan untuk melakukan dorongan ke atas pada teknik ini. Seperti pada teknik single arm, lengan diblok sesaat pada ketinggian muka dan tungkai pendorong di blok ketika paha mendekati ketinggian pinggang. Sekalipun demikian penekanan harus difokuskan pada kecepatan horisontal, dan bukannya ketinggian lompatan. Dorongan kedua lengan dan tungkai memberikan impuls vertikal yang diperlukan, tanpa melakukan lompatan ke atas. Setelah kedua lengan diblok, kemudian ditarik ke belakang badan untuk persiapan fase step. Ketika menggunakan teknik double arm, pelatih harus memastikan atletnya untuk tidak melakukan dorongan ke atas sebelum fase pertama dengan mengayunkan kedua lengan ke belakang saat take off. Penambahan dorongan tersebut hanya akan menurunkan kecepatan horisontal yang penting.
5) Dorongan Kaki (Foot Strike) pada Ketiga Fase
Transisi dari hop ke step, dan dari step ke jump, merupakan factor penting dalam mempertahankan kecepatan terbesar selama tiap fase lompatan. Active landing ini (pawing) sama dengan dorongan kaki menggaruk tanah dan menarik ke arah tubuh. Selama active landing, tungkai pelompat diluruskan, ankle di fleksikan dan tuas keseluruhan ditarik ke bawah dengan kuat pada bagian mid-foot yang menyentuh tanah. Selama kontak, tubuh bergerak ke depan dengan ujung kaki sambil mendorong tanah. Jika atlet mendarat kaku dengan tumit, maka akan terjadi braking action yang menurunkan kecepatan dan jarak lompatan serta meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera.
Agar lebih jelas lagi teknik dasar lompat jangkit mencakup 3 hal yakni :

a. Awalan
Jarak lintasan untuk melaksanakan awalan tidak kurang dari 45 meter. Berikut ini cara melakukan awalan pada lompat jangkit :
1) Lari awalan bervariasi, bergantung pada kemampuan masingmasing siswa.
2) Percepatlah lari awalan sedikit demi sedikit sebelum bertolak.
3) Turunkan pinggang sedikit pada satu langkah akhir awalan.



b. Tolakan

Tolakan kaki harus kuat dan dijaga agar tidak mengurangi kecepatan gerak ke depan. Tiga teknik tolakan berikut ini harus kalian pelajari sehingga kalian dapat menguasai gerakan lompat jangkit secara keseluruhan.
1) Tolakan sebelum berjingkat :
- Pilihlah kaki terkuat untuk bertolak, lalu mendarat dengan aktif dan siap melakukan dorongan kaki ke depan. Ayunkan paha kaki yang satunya keposisi horizontal.
- Lakukan tolakan ke depan dan ke atas.
- Tariklah kaki yang bertolak ke arah depan - atas, sedangkan kaki satunya ditarik ke arah bawah -  belakang (gerakan jingkat).
2) Tolakan sebelum melangkah
- Lakukan tolakan dengan cepat dengan salah satu kaki, dimana posisi mata kaki, sendi lutut dan pinggang diluruskan. Paha kaki satunya diayunkan ke posisi horizontal.
- Gerak langkah akan diikuti oleh gerak lompat. Oleh karena itu, posisi bertolak ketika gerak langkah dipertahankan untuk selanjutnya melakukan lompat. Caranya, luruskan kaki yang tidak untuk bertolak ke arah depan dan bawah.

3) Tolakan sebelum melompat
- Lakukan tolakan dengan cepat, paha kaki yang tidak untuk bertolak diayunkan ke posisi horizontal.
- Ketika fase melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah. Ini untuk lompat yang jauh.
- Tariklah posisi badan ke arah depan - bawah sebagai persiapan mendarat, tariklah lengan ke depan.


c. Pendaratan
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mendarat pada lompat jangkit :
-          Mengangkat kedua kaki lurus ke depan.
-          Membungkukkan badan ke depan dan memindahkan kedua lengan dari atas ke depan.
-          Ketika mendarat, kedua kaki mengeper, yaitu kedua lutut agak ditekuk.
-          Memindahkan badan ke depan, kepala ditundukkan dan kedua lengan dibawa ke depan.


D . Kesalahan Umum dalam Lompat Jangkit
Dalam lompat jangkit ada beberapa hal yang harus dihindari dan yang harus dilakukan. Tindakan yang harus dihindari adalah melakukan pendaratan dengan tumit dan kaku; take off yang kurang sempurna; gerakan badan yang pendek, mendadak, dan menyilang tubuh; serta badan condong terlalu jauh ke depan.
Sementara itu, tindakan yang harus dilakukan antara lain mendarat dengan seluruh telapak kaki dan rileks, melakukan dorongan ke depan dan ke atas, gerak lengan secara luas namun tetap terkoordinir, dan posisi togok dijaga selalu tegak. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, berbagai kesalahan dalam lompat jangkit, seperti yang ditunjukkan oleh Tabel, dapat diminimalisasi.


NO
KESALAHAN
PERBAIKAN
1
Langkah dalam run-up (awalan) tersendat-sendat. Run-up tidak teratur.

Berlatih run-up dan memperkirakan penempatan tanda jarak pada run-up.

2
Posisi tubuh terlalu miring ke belakang saat take off.

Berlatih run-up dan take-off, serta mengusahakan take off yang cepat dan datar. Kaki yang melakukan take off agak ditekuk, badan ditegakkan, dan pandangan ke depan. Berkonsentrasi pada lintasan yang rendah dan datar.

3
Gerak berjingkat terlalu tinggi dan jauh. Pelompat “tenggelam” pada akhir gerak dan tidak memiliki daya gerak untuk melangkah dan melompat.
Berlatih lompatan, jingkat, dan langkah memantul dengan posisi tubuh tegak atau agak dimiringkan ke depan pada saat take off.

4
Kaki yang melompat dibiarkan menggantung atau menarik saat berjingkat.

Urutan gerakan adalah memantul, melompat, dan melangkah, menekankan pada gerak paha kaki yang melompat ke depan dan atas.
5
Mendarat pada ujung jari kaki pada akhir gerak jingkat atau langkah. Selain itu, pendaratan menimbulkan rasa sakit.



Pendaratan ditekankan dengan telapak kaki yang datar. Melakukan gerakan mencakar dengan kaki “menarik” permukaan ke belakang dengan kaki yang menopang pada akhir gerak jingkat atau lompatan.
6
Gerakan tangan pada setiap lompatan salah dan sembarangan


Lompat jangkit diulangi dari posisi berdiri, dengan penekanan pada ayunan tangan yang kuat pada saat take off ketiga lompatan. Pilihlah gerakan tangan bergantian atau ganda.
7
Langkah sangat pendek dan tidak ada gerakan untuk menambah jarak


Berlatih lompatan berulang dengan tekanan pada gerakan tangan dan kaki yang kuat. Caranya, paha digerakkan ke depan atas hingga posisi horizontal.
8
Lompatan menjadi lemah dan pendek setelah fase berjingkat dan melangkah.

Berlatih urutan berjingkat dan melangkah, dengan menggunakan run-up pendek. Tekankan pada kesinambungan kecepatan horizontal.

E. Susunan Organisasi Perlombaan
Susunannya terdiri dari :

-          Manajer Perlombaan
-          Sekretaris Perlombaan
-          Manajer Tehnik Perlombaan
-          Juri Pencatat
-          Juri Ukur
-          Juri Penyiar
-          Bagian Keamanan

-          Bagian Medis

F. Tugas dan Fungsi pengurus Organisasi Perlombaan dalam Perwasitan
1. Manajer Perlombaan
Bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perlombaan yang betul, tertib, dan lancer. Dan dia wajib mengecek bahwa semua petugas telah lapor kehadirannya untuk bertugas, atau menunjuk pengganti bila perlu, dan bekerja sama dengan pihak keamanan untuk mengatur orang yang diberi wewenang saja boleh masuk arena.
2. Sekretaris Perlombaan
Bertugas  bertanggung jawab atas terselenggaranya rapat-rapat panitia pelaksana dan menyusun notulen/hasil catatan hasil rapat yang berhubungan dengan perlombaan yang dimaksud. Dan bertanggung jawab mengatur dan mengurusi seluruh urusan, adminitsrasi, menerima dan melakukan korespondensi penting yang berhubungan dengan perlombaan.
3. Manajer Tehnik Perlombaan
Bertugas bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana perlombaan yang sesuai dengan peraturan IAAF/PASI, serta kartu hasil lomba dipersiapkannya.
4. Juri Pencatat
Bertugas mengisi atau menyempurnakan isi dari formulir perlombaan secepatnya, kemudian ditandatangani oleh wasit.
5. Juri Ukur
Bertugas mengukur jarak lompatan yang dilakukan oleh para atlit.
6. Juri penyiar
Bertugas mengumumkan nama dan nomer dada peserta yang berlomba dalam tiap event kepada penonton.
7. Bagian Medis
Bertugas menjamin tersedianya sarana dan prasana medis untuk pengujian medis, pengobatan dan pelayanan kesehatan darurat di tempat perlombaan sehingga perawatan atlit memadai.
8. Bagian Keamanan
Bagian keamanan ini harus dapat menguasai/mengawasi keamanan diseluruh arena lomba dan harus melarang setiap orang selain petugas/official, para atlit peserta yang berkumpul untuk berlomba, untuk memasuki dan tinggal diarena perlombaan.

G. Cara Mengukur Lompatan pada Lompat Jangkit
Pada lompat jangkit pengukuran sebetulnya sama dengan pengukuran pada loncat jauh. Pengukuran dilakukan oleh juri pengukur yang biasanya berjumlah 2 (dua) orang. Pengukuran akan dilakukan apabila lompatan tersebut dinyatakan syah. Pengukuran lompatan diambil dari balok ujung balok tumpu yang terdekat dengan bak pasir, sampai pada tanda awal pendaratan. Bila pelompat berjalan mundur seusai melakukan lompatan maka yang diukur adalah jarak ketika atlet tersebut mundur. Oleh karena itu ketika seusai meloncat maka atlet harus berjalan maju. Pada pengukuran ini diusahakan untuk seteliti mungkin sebab selisih satu cm saja akan berpengaruh. Selain itu alat yang digunakan untuk mengukur juga harus sama ( hanya ada satu alat ukur). Hasil lompatan akan dicatat oleh pencatat hasil perlombaan.
Penentuan pemenang lompat jangkit bila kita lihat memanglah mudah karena ditentukan oleh lompatan yang paling jauh. Sebetulnya tidak demikian sebab ada beberapa prosedur yang harus dilalui oleh atlet, seperti tes doping. Bila didalam sebuah perlombaan ada nilai yang sama maka untuk menentukan juara maka harus diberikan kesempatan pada kedua peserta tersebut untuk melakukan lompatan lagi. Dan bila masih sama maka dilihat dari prestasi atlet sebelumnya, dan bila masih sama baru diadakan undian.
H. Permainan Untuk Melatih Teknik Dasar Lompat Jangkit
Selain faktor fisik, terutama kekuatan otot-otot tungkai yang sangat berpengaruh terhadap prestasi lompat jangkit Indonesia, faktor teknik merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menghasilkan jarak lompatan. Pengamatan di lapangan menunjukkan masih ada beberapa pelompat yang menampilkan teknik yang kurang baik. Gambaran itu misalnya menyangkut presentase selama fase hop, step, dan jump yang kurang baik, sehingga masih nampak adanya atlet yang tidak sampai mendarat ke bak lompat. Meskipun para pelompat jangkit dunia berbeda dalam tinggi badan, berat badan, dan kekuatan, kecepatan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah sama, dari mulai awalan (run-up), hop, step, dan jump, dimana para atlet dunia memperlihatkan aplikasi gaya (kekuatan) dengan baik, sehingga gerakannya nampak indah.
      Efisiensi gerak ini memperlihatkan bahwa para pelompat dunia menggunakan teknik lompatan yang baik, aksinya benar-benar efektif. Di luar dari perbedaan-perbedaan minor tersebut, sebenarnya para atlet lompat jangkit dunia menggunakan teknik yang superior yang didasarkan pada penggunaan prinsip-prinsip  mekanika terbaik yang mengendalikan gerak manusia (human movement). Oleh karenanya, dalam mengembangkan teknik melompat anak dapat melalui permainan-permainan yang menyenangkan seperti permainan-permainan berikut ini :


1. Lompat Segitiga
Cara melalukan :
a. Bagi anak menjadi 2 kelompok
b. Tiap kelompok dibagi mnejadi 3 grup.
c. Tiap grup menempati posisi A,B dan C.
d. dimulai dari grup A. Grup A melompati rintangan (kardus) ke B kemuian menyentuh tangan teman satu kelompok
e. lakukan seperti no.4 secara terus menerus dari A ke B ke C kembali ke A lagi dan seterusnya hingga semua anak selesai melakukan.
f. kelompok yang semua anggotanya selesai melakukan telebih dahulu yang manjadi pemenang.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kekuatan otot tungkai anak, melatih kebiasaannya melompat dengan satu kaki.
2. Lompat & Sujud
Cara Melakukan :
a. bagi rata anak menjadi 2/3 kelompok.
b. tiap kelompok berbaris ke belakang dengan jarak 1meter.
c. Semua anak sujud seperti gambar di atas.
d.  anak yang paling belakang melompati teman yang ada didepannya secara terus menerus.
e. setelah melewati anak terdepan, beri jarak 1 meter kemudian sujud kembali.
f. lakukan secara berkelanjutan hingga anak yang terakhir melompat.
Tujuan permainan ini untuk melatih kekuatan otot tungkai anak, melatih konsentrasi dan kersasama tim.
3. Lompat Susun
Cara Melakukan :
a. buat tanda pada lapangan dengan jarak tiap tanda 1 meter atau lebih.
b. bagi rata anak menjadi beberapa kelompok.
c. tiap kelompok berbaris rapi ke belakang
d. tiap anak memegang kun-kun .
e. anak yang paling depan berlari ke titik pertama kemudian menaruh kun yang  ia pegang.
f. kemudian anak melompati titik-titik yang ada di depannya hingga kunkun terakhir gemudian kembali ke posisi awal dengan berlari.
h. setelah anak pertama sampai dan  menyentuh anak kedua, anak kedua melanjutkan engan melompati titik pertama dan menaruh kun di titik 2.
i. Lakukan terus hingga anak terakhir.
j.  Kelompok yang seluruh anggotanya paling awal habis, maka ia pemenangnya.

4. Sprint dan Lompat
Cara melakukan :
a. bagi anak menjadi 2 kelompok
b. kelompok 1 lari dari A melompati rintangan menuju B kemudian lompati rintangan hingga ke C kemudian kembali ke A
c. kelompok 2 melakukan hal yang sama tetapi dengan arah berbeda dari D ke C ke Bdkemudian kembali ke A lagi.
d. lakukan secara bergantian hingga semua anak selesai melakukan.
e. kelompok yang anggotanya selesai terlebih dahulu maka dia yang menang.
5.  Lompat  + +  (Plus-Plus)
Cara melakukan :
a. bagi anak menjadi 3 kelompok.
b. kompetisi dilakukan dengan tiap kelompok melakukan lompatan secara bergiliran.
c. jika melewati kunkun yang pertama maka poinnya 1, jika melewati kunkun yang kedua maka poinnya 2, dst.
d. jumlahkan poin tiap anggota kelompok .
e. kemudian lanjut ke kelompok lain yang melakukan lompatan.
f. setelah semua selasai di jumlah, hitung poin yang tertinggi milik kelompok yang mana.
g. kelompok yang memperoleh poin terbanyak maka itulah yang menang.

I. Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit
1) pembelajaran persiapan lompat  jangkit
Tujuan utama latihan persiapan khusus lompat jangkit adalah ;
a. memelihara pendaratan aktif (menolak kembali) setelah melakukan lompatan:
b. memelihara keseimbangan dan kecepatan horizontal melalui beberapa lompatan yang dilakukan secara berturut-turut.
Bentuk-bentuk latihan untuk memelihara kemampuan itu antara lain adalah latihan pliometrik, yang bentuknya misalnya : jingkat, lompat dan kombinasi antara keduanya. Dalam hal ini semua bentuk latihan persiapan khusus lompat jauh dapat juga digunakan sebagai bentuk latihan persiapan khusus lompat jangkit. Ditambah beberapa bentuk latihan persiapan khusus lompat jangkit lainnya, antara lain sebagai berikut:
a. lompat maupun jingkat dari box ke box;
b. jingkat melewati beberapa rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang dan        usahakan agar melewati rintangan-rintangan tersebut kecepatannya tidak menurun;
c. lompat melewati beberapa rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang, jarak rintangan diatur hingga menjadi lebih panjang. Usahakan agar kecepatan tidak menurun.
d. lompat-lompat dengan dua kaki bersamaan tanpa awalan;
e. latihan jingkat, langkah, dan lompat dengan jarak hasil ketiga lompatan tersebut makin ditingkatkan.
2) pembelajaran teknik lompat jangkit secara umum.
Tujuan utama pembelajaran teknik lompat jangkit ini adalah :
a. pelompat dapat melakukan urutan gerak lompat jangkit;
b. pelompat dapat melakukan irama gerak lompat jangkit;
c. pelompat dapat melakukan lompatan yang cukup jauh dari awalan yang pendek tanpa usaha maksimal.

Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk memperoleh tujuan tersebut diatas antara lain sebagai berikut :
a. lakukan lompat jangkit dengan jarak pendek dan dengan awalan berjalan. Tujuan latihan ini untuk emnguasai gerakan lompat jangkit dengan iramanya. Penekanannya pada ayunan kaki dan irama;
b. lakukan latihan a di atas, dengan gerakn awalan yang lebih cepat antara lima sampai enam langkah. Tujuan latihan ini adalah untuk mempelajari gerak lompat jangkit pada kecepatan yang lebih tinggi. penekanannya pada perbandingan jarak pada setiap lompatan;
c. lakukan lompat jangkit dengan menggunakan tanda untuk setiap lompatan (hop,step dan jump), dengan awalan enam sampai delapan langkah. Tujuan latihan ini ialah agar pelompat menggunakan kekuatan tungkainya semaksimal mungkin, khususnya pada waktu step dan jump. Penekanannya pada pendaratan dan tolakan yang aktif pada waktu step;
d. lakukan lompat jangkit dengan tempat menolak untuk jingkat (hop) yang lebih tinggi. tujuan latihan ini untuk meningkatkan kemampuan menolak pada waktu langkah (step);
e. lakukan latihan d di atas, tetapi tempatmenolak untuk lompat (jump) ditinggikan. Tujuan latihan ini sama seperti latihan di atas;
f. lakukan latihan di atas, tetapi tahap langkah (step) melewati rintangan. Tujuan latihan ini sama seperti latihan di atas;
g. lakukan lompat jangkit dengan lompatannya (jump) melewati rintangan. Tujuan latihan ini untuk meningkatkan kemampuan menolak mengangkat lutut kaki ayunan setinggi-tingginya pada tahap lompat (jump);
h. lakukan lompat jangkit dengan mendarat pada matras. Tujuan latihan ini sama seperti latihan di atas.
3) Bentuk-bentuk pembelajaran teknik lompat jangkit.
a. Latihan lompat dengan satu kaki
cara melakukan :
    - bagi anak menjadi beberapa kelompok kemudian kelompok tersebut dibagi menjadi 2 (A dan B) saling berhadapan.
    - kelompok A dan B secara bergantian melakukan lompatan dengan satu kaki (kiri/kanan).
    - lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali.
tujuan latihan ini :
    - untuk meningkatkan tenaga melompat terutama pada saat hop ke step.
b. Latihan lompat dengan dua kaki.
cara melakukan :
    - bagi anak menjadi beberapa kelompok kemudian kelompok tersebut dibagi menjadi 2 (A dan B) saling berhadapan.
    - kelompok A dan B secara bergantian melakukan lompatan dengan dua kaki secara bersamaan.
    - lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
    - melatih keseimbangan pada saat melompat dan mendarat.
c. Latihan melompat dengan satu kaki “tinggi” secara bergantian.
cara melakukan :
    - bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama
    - lakukan lompatan tinggi dengan satu kaki secara bergantian.
    - lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
    - melatih power tungkai.
d. Latihan melompat dengan satu kaki “jauh ke depan” secara bergantian.
cara melakukan :
    - bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama
    - lakukan lompatan jauh ke depan dengan satu kaki secara bergantian.
    - lakukan sejauh 15meter sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
    - melatih jangkauan lompatan kaki pada saat melompat.

e. Latihan kontrol langkah kemudian lompat.
cara melakukan :
     - bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama
     - lakukan gerakan kaki secara bergantian seperti langkah kijang tapi pelan sejauh 10 meter kemudian lompat dengan satu kaki.
    - mendarat dengan 2 kaki
    - lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
    - melatih kontrol langkah agar tepat dalam mengambil ketususan dalam melakukan lompatan lompat jangkit.
f. Sprint dan Jump
cara melakukan :
    - bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama
    - lakukan sprint sejauh 10 meter kemudian lompat dengan satu kaki.
    - mendarat dengan 2 kaki
    - lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
    - melatih ketepatan pada fase hop setelah sprint.
g. Latihan hop, step, dan jump
cara melakukan :
    - bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama
    - lakukan hop,step,dan jump secara berkelanjutan sebanyak 2kali urutan.
    - mendarat dengan 2 kaki
    - lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
     - melatih penguasaan teknik hop, step, jump secara berkelanjutan.
h. Lari kemudian hop, step, and jump.
cara melakukan :
    - bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama.
    - lakukan lari dengan kecepatan sedang kemudian hop,step,dan jump secara berkelanjutan sebanyak 2kali urutan.
    - mendarat dengan 2 kaki.
    - lakukan sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
    - menguasai teknik lompat jangit secara keseluruhan .
J. Ukuran lapangan lompat jangkit
Ukuran untuk Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok tumpuan sampai bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 10m, lebar 2,75m. kedalaman bak lompat ± 10-20cm.





 

- Copyright © Alyanis Mufid SWM - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -